Tantangan (Challenge) yang Membahayakan Remaja

digisiaga.com kali ini akan membahas mengenai games / tantangan / challenge yang menghebohkan dunia maya. Momo Challenge merupakan challenge yang menghebohkan netizen dan para orang tua Bulan Agustus 2018 kemarin.

Ilustrasi Blue Challenge | Klikdokter.com

Tantangan seperti ini sebetulnya bukanlah yang pertama, tahun 2017 yang lalu hal yang sama pun terjadi. Tantangan tersebut bernama "Blue Whale Challenge" atau "Tantangan Paus Biru" yang terjadi di Rusia.

=====

Blue Whale Challenge ini sampai saat ini masih dalam tahap investigasi pihak keamanan Rusia. Berdasarkan informasi yang berkembang tantangan ini telah menewaskan ratusan remaja yang telah mengikutinya. Blue Whale Challenge sangat rapi dan sulit dideteksi, sampai saat ini tidak ada barang bukti yang dapat dijadikan dasar investigasi.

Blue Whale Challenge berawal dari games atau iklan yang ditayangkan di internet khusus remaja. Dalam games tersebut dicantumkan nomor yang menjadi pusat informasi. Peserta yang mengikuti challenge ini akan mengkonfirmasi secara personal kepada nomor tersebut.

Peserta yang akan mengikuti challenge ini akan dikonfirmasi dan dijelaskan mengenai tahap-tahap yang harus dilaluinya mulai dari yang paling ringan sampai dengan tantangan tertinggi yaitu bunuh diri. Untuk memastikan pesertanya, mereka akan ditanya apakah akan mengikuti challenge tersebut? Apabila YA mereka harus menerima konsekwensinya tidak akan lepas dari permainan tersebut sampai dengan tahap bunuh diri.

Setiap tantangan harus difoto dan dikirimkan ke nomor tersebut. Foto tersebut akan dikonfirmasi oleh kontak tersebut apabila tantangan tersebut sudah selesai. Tahap selanjutnya akan diinformasikan berikutnya oleh pihak challenge tersebut. Dari video Blue Whale Challenge yang diupload ke Youtube ada salah seorang yang mencoba keluar dari games ini namun tidak bisa.

Saat ia mencoba untuk tidak mengikuti perintah dari nomor tersebut, anjing yang ia miliki dibunuh ecara misterius. Bentuk intimidasi dan ancaman lain yaitu foto kegiatan peserta tersebut di ambil secara misteri dan dikirimkan kepada pelaku bahwa dirinya berada di bawah pengawasannya.

Berdasarkan informasi video tersebut, sampai akhirnya peserta yang mengikuti tantangan tersebut tidak ada lagi kabar kabar beritanya. Dia dianggap telah terjebak dengan tantangan terakhir yaitu keharusan bunuh diri. Ini merupakan puncak dari challenge tersebut, dimana sebelumnya hal-hal ringan mulai dari melukai diri sendiri, teman, dan lain-lain bertahap semakin sulit yang membutuhkan nyali besar.

=====

Momo Challenge merupakan tantangan yang muncul dari sosial media yang dianggap berasal dari Jepang. Tersebar menggunakan aplikasi WhatsApp dari group satu ke group yang lainnya. Orang yang mendapatkan pesan ini ditantang untuk melakukan challenge dari hal-hal yang ringan sampai melukai diri sendiri.

Isi pesan ini salah satunya yaitu mengarahkan peserta untuk menghubungi nomor tertentu. Setelah nomor tersebut dihubungi, peserta akan diarahkan untuk menyakiri dirinya sendiri. Selain menyakiti dirinya sendiri target selanjutnya adalah orang-orang yang ada di sekelilingnya. Hasil tantangan tersebut harus difoto dan dikirim ke nomor yang telah ditentukan seperti Blue Whale Challenge.

Momo Challenge | Fimela.com

Foto tantangan tersebut akan di upload ke sosial media termasuk di WhatsApp untuk membuat pembaca merasa takut dan sekaligus membuat pelakunya bangga bahwa dirinya telah berhasil melewati tantangan berat tersebut. Metode ini berusaha untuk mencuci otak para pesertanya dan membuat efek bola salju dari satu pembace ke pembaca lainnya.

Salah satu ikon challenge ini yaitu wajah patung manusia burung buatan Link Factory, sebuah perusahaan efek khusus dari Jepang. Sebetulnya foto ini diambil pada tahun 2016 yang disebarkan di instagram, namun pada bulan Agustus kemarin foto ini dijadikan challenge yang cukup menghebohkan dunia maya dan para orang tua. Mereka khawatir dengan korban yang sama seperti Blue Whale Challenge.
Seorang remaja dari Argentina meninggal akibat bunuh diri, sebagian besar orang menganggap kasus bunuh diri tersebut disebabkan oleh Momo Challenge. Pihak pemerintah Argentina pun telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh orang tua agar menjaga anak-anak dari tantangan yang membahayakan ini.

Mengapa remaja yang menjadi korban?
Remaja merupakan objek yang rentan terhadap pengaruh dari luar, hal ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
*) Aspek bilogis: terdapat perubahan signifikan pada tubuh mereka, hal ini menunjukan kematangan secara seksual. Hal ini ditandai dengan pubertas, contonya: tumbuh rambut pada kemaluan dan ketiak, payudara yang mulai tumbuh dan haid.
*) Aspek psikologis: mereka mengalami krisis jati diri, mereka melihat dan mempelajari lingkungannya untuk memilih identitas atau jati diri agar dapat diterima di lingkungannya.
*) Aspek ekonomis: mereka sudah mulai berfikir untuk hidup lebih mandiri tidak mau tergantung kepada orang lain, termasuk orang tuanya sendiri.

Menurut pakar psikologi, Stanley Hall mengatakan bahwa remaja merupakan orang yang mengalami perubahan karakter dari era kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada saat tersebut terjadi "storm and stress" yaitu "badai dan topan". Kondisi ini ditandai dengan perubahan (pergolakan) dalam dirinya yang berpengaruh terhadap perilakunya.

Menurut Sri Rumini, mendefinisikan remaja yaitu masa dimana terjadi perkembangan secara psikologi, hal ini akan berpengaruh kepada masalah kejiwaan seperti emosi, mental, moral dan kemauan.

Seorang ramaja dapat menunjukan kemampuan untuk menjadikan orang atau hal lain menjadi bagian dari dirinya. Pada masa ini menunjukan sifat empati yang ditunjukan kepada orang lain, bahkan apabila menemukan orang yang dianggap sebagai figur idolanya mereka akan mengidentifikan dirinya dengan orang yang sama. - G. W. Allport (Sarlito, 2006).

Menurut Daniel Goleman, remaja dipengauhi oleh faktor emosi yang naik turun seperti: kondisi amarah, kesedihan, ketakutan, kenikmatan, cinta, rasa terkejut, jengekl, dan malu. Kondisi ini sangat berpengaruh perkembangan mereka terhadap lingkungannya.

Dapat disimpulkan bahwa mereka menjadi target empuk bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Peran orang tua dan lingkungannya sangat menentukan kondisi mereka. Orang tua harus mengetahui dan memahami posisi mereka, sehingga apabila terdapat hal-hal yang janggal orang tua merupakan orang pertama yang dapat mencari solusinya.

Bagaimana cara mengetahui kondisi psikologis remaja?
Remaja pada umumnya memiliki aktivitas tersendiri dan tidak mau terbuka kepada orang yang tidak ia kenal baik-baik, termasuk kepada orang taunya sendiri. Untuk mengetahui hal tersebut sebaiknya orang tua mengetahui tanda-tanda remaja tersebut mengalami stres atau depresi.

Orang tua dapat melihat perilaku yang ditunjukan anaknya sebagai berikut:
1. Mereka terlihat tidak bisa fokus dan berkonsentrasi, bahkan terlihat banyak melamun pikirannya seperti kosong.
2. Sakit kepala atau sakit perut yang berkepanjangan
3. Kehilangan selera makan.
4. Rasa bersalah tidak pada tempatnya.
5. Melankonlik (rasa sedih berlebih) dan merasa dirinya selalu gagal.
6. Mempunyai keinginan atau harapan unuk mati dengan cara bunuh diri.
7. Menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
8. Memiliki komentar kritis dan sinis terhadap apapun yang mereka lihat, termasuk dirinya sendiri.

Bagaimana mengatasi masalah stres dan gangguan pada temaja?
Peran dan fungsi keluarga sangat menentukan remaja tersebut. Jika sudah diketahui gejala-gejala di atas orang tua harus melihat lebih dalam lagi. Jika remaja tersebut memiliki hubungan tertentu atau kontak dengan luar yang bersifat rahasia sebaiknya pelajari lebih dalam apakah membawa dampak negatif atau positif, jika banyak dampak negatifnya orang tua harus segera menyelesaikannya.

Kumpulkan berbagai data yang mempengaruhi anaknya tersebut sehingga menyebabkan dirinya stres atau bermasalah. Apabila anak sudah menarik diri dan lebih sensitif, orang tua harus benar-benar memilih waktu yang tepat. Cara yang tepat untuk masuk ke dunia mereka tidak dilakukan dengan cara-cara orang kita (tuanya dulu), melainkan dengan pendekatan personal yaitu dari hati ke hati.

Untuk menyelesaikannya harus kembali kepada fungsi keluarga diantaranya dalah fungsi afeksi. Apabila dilihat dari luar, remaja seakan-akan tidak lagi membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Mereka terlihat seperti orang dewasa yang sudah matang. Namun dalam diri remaja, mereka membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang lebih, bahkan membutuhkan figur yang dapat menjadikan contoh bagi dirinya.

Orang tua harus menjadi contoh yang baik buat mereka. Jika orang tua memberikan contoh yang kurang baik remaja akan mudah sekali menghakimi dan membalikan setiap perkataan yang disampaikan oleh orang tua. Bahkan bisa saja orang tua tidak lagi dianggap sebagai panutan dan kepala keluarga.

Selain fungsi afeksi orang tua lebih meningkatkan fungsi untuk melindungi remaja. Orang tua lebih peka terhadap pihak-pihak yang tidak bertanggung kepada anak-anaknya. Orang tua dapat menetapkan peraturan yang lebih bertanggung jawab di rumah seperti menyibukan anak dengan kegiatan-kegiatan positif (les, kursus keahlian, ekstra kurikuler, dan lain-lain) sehingga waktu akan tidak kosong. 

Jika ada pihak-pihak yang mencurigakan berhubungan dengan anak kita, orang tua dapat segera melaporkan kejanggalan tersebut kepada pihak yang berwenang:

Call center: 110

Kepolisian Republik Indonesia
Jl. Tunojoyo No. 3 Jakarta Selatan
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12110
Tlp. 021- 7218741
E-mail: divhumas@polri.go.id - pid.pusat@yahoo.com
Website: www.humas.polri.go.id
Instagram: @divisihumaspolri

=====

Remaja adalah target yang empuk bagi orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Peran orang tua dan lingkungan sangat menentukan baik dan buruknya mereka. Peran aktif orang tua dengan menjalankan fungsi keluarga dengan baik menjadi solusi dari perkembangan zaman. Semoga anak-anak kita tidak terjebak dengan hal-hal yang berbau kriminalitas.

Post a Comment for "Tantangan (Challenge) yang Membahayakan Remaja"